Sukses VBA2C (Vaginal birth after 2 caesarian) Part 1

Siapa sih yang tidak ingin melahirkan secara normal, alamiah minim trauma, nyaman dan aman selamat. Siapapun dia, seorang ibu pasti menginginkan hal tersebut. Hanya saja keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu atau calon ibu terkadang membuat hal tersebut di atas tidak bisa dilaksanakan. Sebut saja aku.  

Tahun 2010 aku melahirkan anak pertama dengan caesar. Hal ini akibat dari ketakutan di awal para pendamping persalinan, dan akupun kurang gigih untuk memperjuangkannya akibat dari minimnya pengetahuan akan kelahiran normal vs caesar. Meskipun sebenarnya aku menginginkan melahirkan secara normal akhirnya berakhir di meja caesar. 

Tahun 2014 aku hamil anak ke dua. Dari awal aku sudah menyampaikan pada dokter bahwa aku ingin melahirkan secara normal. Dokter setuju, dengan syarat proses kelahiran normal benar-benar berjalan alami tanpa bantuan ataupun rangsangan obat-obatan. Di usia kehamilan 7 bulan aku sempat menemukan nakes, dalam hal ini bidan yang mendukung proses kelahiran normal setelah caesar. Namun karena hasil diskusi awal menyatakan aku harus mengikuti kelas persalinan alami jika menginginkan kelahiran normal, akhirnya aku tidak meneruskan untuk konsultasi ke bidan tersebut. Karena saat itu kelasnya sudah terlewat, menunggu kelas selanjutnya belum pasti karena kuota belum terpenuhi, sementara kehamilanku semakin besar. Satu minggu menjelang HPL dokter mengatakan ada pengapuran plasenta yang kalau terlalu lama bisa berakibat fatal terhadap bayi kami. Dokter hanya mau menunggu hingga H+1 HPL. Apabila sampai waktu yang ditentukan belum ada kontraksi tanda-tanda akan melahirkan maka dokter akan melakukan caesar untuk menghindari akibat fatal dari pengapuran plasenta tersebut. 

Hingga HPL+1 si bayi belum menunjukkan tanda-tanda mau lahir juga, masih adem ayem. Akhirnya kehamilan ke duapun berakhir di meja caesar. Nah dua kali caesar aku hanya dibius lokal. Jadi aku bisa mendengar semua yang dibicarakan di ruang tersebut. Kata dokter waktu itu walaupun aku sudah caesar tetapi kulit rahimku tidak sulit untuk dicaesar ulang, katanya seperti belum pernah dicaesar. Mungkin artinya tidak ada perlekatan. 

Seiring waktu berjalan, di tahun 2017 aku kembali hamil anak ke tiga. Nah kehamilan kali ini aku benar-benar ingin melahirkan secara normal dan alami. Akhirnya aku kembali mencari bidan yang dulu sempat aku hubungi pada saat kehamilan kedua. Aku datang ke kliniknya, aku tanya banyak hal yang akhirnya benar-benar memantapkan niatku untuk melahirkan secara alami. 

Tentunya pilihan ini dengan berbagai syarat dan ketentuan (S&K berlaku hehe). Syarat ini meliputi: optimalisasi nutrisi, olahraga, ilmu, keyakinan, posisi janin & pendukung persalinan lainnya. Sedangkan ketentuannya adalah cek SBR (segmen bawah rahim), proses persalinan yang berjalan alami, adanya dokter yang mendukung & tidak adanya komplikasi menjelang persalinan. Dari semua S&K itu yang paling tidak mudah adalah mencari dokter yang support. Dari keempat dokter yang kami datangi selalu divonis caesar, bahkan dengan doktet yang katanya sangat pro normal. Tetapi bismillah kami, khususnya saya yang akan melahirkan sudah berniat untuk menjalani proses dari awal, tahapan demi tahapan dan insyaallah akan tawakal pada saatnya hari H. Begitu yang aku tanamkan pada suami. 

Dari awal optimalisasi nutrisi dari mulai tes HB. VBA2C akan aman setidaknya kita memiliki angka HB 13 atau 14. Jadi tingkatkan HB, jika angka HB anda masih di seputar angka 10, karena itu batas bawah kata bidan saat itu. Cara meningkatkan HB cari sendiri di internet ya, hehe. Selain HB akupun harus mengkonsumsi gizi seimbang yang berguna baik untuk bayi maupun untuk elastisitas rahim. Protein sangat wajib dalam hal ini. Nutrisi ini menjadi sangat penting karena akan berdampak pada posisi plasenta. Adanya indikasi plasenta di bawah (plasenta previa), menutupi jalan lahir adalah dikarenakan kurangnya nutrisi. Kekurangan nutrisi berdampak pada pembuluh darah yang paling besar hanya berada di posisi bawah rahim, sehingga placenta akan mengimbangi untuk memenuhi nutrisi itu dengan bergerak ke pembuluh darah yang besar tersebut. Nah pelajaran ke dua, jika kita sedang hamil dengan posisi plasenta di bawah perbaikilah nutrisi. Jika nutrisi sudah normal maka biasanya plasenta akan bergerak ke atas dengan sendirinya. Selain itu kita juga bisa melakukan sounding terhadap bayi kita untuk mengajak temannya (plasenta) berada di posisi yang tepat, yaitu di atas. 

Nah nutrisi ini pula yang bisa mengantarkan kita untuk sukses VBAC dengan menjaga pola makan, sehingga berat badan (BB) bayi tidak naik drastis pada tri semester ke 3. Cukuplah BB bayi sedikit di atas normal (2,5 kg), cukup, yang penting bayi sehat. Usahakan tidak melebihi 3 kg, walaupun banyak juga kasus sukses VBAC dengan BB bayi yang sampai 4 kg. Setidaknya perjuangannya lebih mudah melahirkan bayi dengan BB tidak terlalu besar. Dan saya sendiri waktu itu melahirkan bayi dengan BB 3,3 kg. 

Nutrisi ini pula yang bisa mengantarkan kita mempercepat proses persalinan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, bahwa mengkonsumsi kurma bisa mempercepat proses persalinan. Seingatku saya mengkonsumsi kurma selama kehamilan, selain juga minyak zaitun (evoo - extra virgin olive oil) di akhir-akhir kehamilan. Berdasarkan ilmu yang kami dapatkan, minyak zaitun ini sebenarnya efeknya lebih ke percernaan, tetapi kalau pencernaannya lancar diharapkan bisa melancarkan juga proses persalinan. 



Comments